MENSYUKURI
NIKMAT ALLAH TA'ALA
(Download)
Ma’assyirol muslimin,
rahimakumullah
Pertama-tama marilah
kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhannahu wa Ta'ala yang telah
menjadikan kita sebagai hamba-hambaNya yang beriman, yang telah menunjuki kita
shiratal mustaqim, jalan yang lurus, yaitu jalan yang telah ditempuh
orang-orang yang telah diberi ni’mat oleh Allah, dari kalangan para nabi,
shiddiqin, syuhada’ dan shalihin.
Saya bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan yang berhak untuk diibadahi kecuali Allah, dan bahwa Muhammad
adalah hamba dan Rasulullah, semoga shalawat dan salam selalu terlimpah kepada
Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti
petunjuk beliau dengan baik hingga hari kiamat.
Ma’assyirol muslimin,
rahimakumullah
Saya mengajak kepada
saudara - saudaraku kaum muslimin dan muslimat serta kepada diri saya sendiri,
marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala selama
sisa umur yang Allah karuniakan kepada kita, dengan berusaha semaksimal mungkin
menjauhi larangan-laranganNya dan melaksanakan perintah-perintahNya dalam
seluruh aktivitas dan sisi kehidupan. Sungguh kita semua kelak akan menghadap
Allah sendiri-sendiri untuk mempertang-gungjawabkan seluruh aktivitas yang kita
lakukan. Pada hari itu, hari yang tidak diragukan lagi kedatangannya, yaitu
hari kiamat, Semoga dengan ketaqwaan itu kita mendapatkan kebahagiaan hidup
didunia maupun diakhirat kelak. Dan hendaknya kita senantiasa membina ketaqwaan
kita, sehingga jika kita harus meninggalkan dunia fana ini, kita mati dalam
keadaan Islam. Mati dalam keaadaan khusnul khatimah.
Ma’assyirol muslimin,
rahimakumullah
Syukur alhamdulillah
pada hari ini kita masih diberi kesempatan untuk saling mengingatkan, betapa
besarnya nikmat-nikmat yang telah dianugrahkan Allah kepada hamba-hambaNya,
tidak terkecuali kita yang masih diberi kesehatan dan diberi panjang umur ini.
Begitu kita bangun
pada dini hari, terasa badan jadi bugar, semangat dan tenaga kerja rasanya
pulih dan kembali segar, dan ini salah satu karunia nikmat yang kadang tidak
banyak direnungkan dan diperhatikan. Bukankah kita telah merasakan nikmatnya
tidur sepanjang malam. Sekujur badan terbujur lemas, lena menerawang di alam
mimpi, istirahat pulas menikmati tidur karunia Allah SWT, dan andaikata rasa
kantuk itu tak kunjung tiba, berarti nikmatnya tidur tidak akan kita rasakan,
apa yang terjadi? Betapa gelisahnya perasaan ini, badan terasa gerah, sampai
sampai ada yang mengkonsumsi obat penenang agar bisa tidur nyenyak , ini baru
sisi kecil dari kehidupan ummat manusia.
Coba kita simak
firman Allah dalam surah Ibrahim ayat 34:
yang Artinya: “Dan
jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah tidaklah dapat kamu menghitungnya.”
Walau sesungguhnya kita patut wajib menyadari segala sesuatu yang telah
dianugrahkan Allah kepada kita dari berbagai bentuk dan macam nikmat, nah
cobalah kita buktikan Firman Allah tersebut di atas.
Ma’assyirol muslimin,
rahimakumullah
Marilah kita
layangkan pandangan kita ke sekeliling lingkungan, bahwasanya setiap makhluk
yang hidup di atas permukaan bumi Allah ini sangat tergantung kepada komponen
udara yang telah disediakan oleh Sang Maha Pencipta .
Di dalam udara atau
hawa, padanya dijumpai berbagai unsur gas, gas oksigen, nitrogen, hidrogen, helium,
karbon dioksida, argon, kripton dan gas-gas mulia lainnya yang kecil jumlahnya. Jadi
sesungguhnya sama sekali tidak ada pabrik gas, karena manusia tak mampu membuat
gas. Yang ada hanyalah pabrik memisah-misahkan gas dengan perbedaan titik didih
masing-masing gas.
Dari hasil
penyelidikan cerdik pandai bahwa pada udara tersebut ditemui dalam prosentase
unsur-unsur gas yang seimbang sebagaimana yang diperlukan oleh umat manusia dan
makhluk-makhluk lainnya.
Salah satu unsur gas yang sangat berpotensi bagi hidup dan kesehatan manusia
adalah gas oxygen. Kebutuhan seorang manusia dalam memenuhi kesehatan
memerlukan gas oxygen setiap harinya antara 18-20 %. Allah telah mengatur
sedemikian rupa dengan pasti bahwa di dalam udara yang kita hirup saat ini
persis dalam prosentase antara 18-20 %. Andai kata lebih tinggi dari prosentase
tersebut, maka suhu udara gerah, panas dan akibatnya mudah terpicu timbulnya
kebakaran dimana -mana, dan sebaliknya bila jauh di bawah prosentase tersebut
maka yang akan terjadi adalah penduduk susah bernafas, tersengal-sengal karena
pernafasan kita terganggu oleh zat lemas yang memenuhi lingkungan hidup kita
dan besar kemungkinan keluhan akan berkepanjangan seperti yang telah kita alami
beberapa waktu lalu merambahnya asap dipenjuru Asia. Allahu Akbar .!
Ma’assyirol muslimin,
rahimakumullah
Untuk lebih
meyakinkan diri kita, apa yang dikemukakan tadi, patutlah diketahui, bahwa seorang
manusia sehat dewasa dalam keadaan normal, dalam satu menit kurang lebih 20
(Dua Puluh) kali bernapas. Satu kali bernafas kurang lebih ½ (
Setengah ) liter udara masuk ke dalam rongga-rongga pernapasan, ini berarti
semenit akan menghirup kurang lebih 10 liter udara. Kalau sehari semalam (24
jam) kita akan mengkonsumsi (10 x 24 x 60 ) = 14.400 liter udara, atau dengan
kata lain kita telah menggunakan gas oxygen murni (100%) sebanyak 20% dari
14.400 liter udara , yaitu 2.880 liter oxygen murni seharinya .
Berapa besarkah nilai
ekonominya?
Ma’assyirol muslimin,
rahimakumullah
Saat ini umum
dipasarkan satu tabung oxygen , misal Merk Senos (Senos Pure Oxygen), harganya ± Rp. 40.000 (harga kurang lebih pada tahun 2008), yang
isinya 8 liter, kadar oxygen antara 97-99% berarti nilai tiap
liternya adalah Rp. 40.000 : 8 adalah kurang lebih Rp.
5000 perliter .
Ini berarti seseorang
manusia sehat cuma-cuma alias gratis telah menghabiskan gas oxygen setiap
harinya dengan nilai 2.880 kali Rp. 5.000 sama dengan Rp. 14.400.000,- kalau
sebulan nilainya menjadi Rp. 432.000.000,- dan kalau setahun menjadi
Rp. 5.184.000.000
Nah kalau kita ingin
lebih mendalaminya lagi seberapa besar nikmat oxygen yang telah kita hirup
selama hidup atau pada usia kita saat ini misalnya 40 tahun, 50 tahun atau 60
tahun rata-rata kita semua yang masih hidup, maka jika dihitung dalam nilai
rupiah saat ini menjadi milyaran rupiah, begitu besarnya nikmat Allah kepada
hambaNya dan masih sebagian kecil nikmat yang baru kita perhatikan, belum lagi
nikmat organ tubuh , panca indra dsb. Itupun baru kalau kita sendiri ,
bagaimana dengan anak kita, isteri kita / suami kita ?
Oleh karena itu
dalam surat Ar-rahman, Allah Subhannahu wa Ta'ala mewanti-wanti
kepada hambaNya dengan mengulang-ulang 31 kali peringatan bagi umat manusia
dengan firmanNya:
yang Artinya: “NikmatKu manakah lagi yang kamu dustakan.”
Marilah kita
bersama-sama meluangkan waktu merenung sejenak di tengah kesibukan mencari
nafkah betapa besar karunia Allah kepada diri kita, keluarga kerabat kita,
bangsa kita dan hamba Allah pada umumnya.
Sebagaimana yang
telah kita ketahui dengan nyata sisi-sisi kecil atas nikmat yang telah kita
rasakan bernilai sekian besarnya apalagi dalam mengarungi hidup ini, masih akan
mengenyam nikmat-nikmat lainnya berupa nikmat kelapangan rizki, nikmat
berkeluarga, nikmat kebahagiaan, nikmat kepuasan hidup dan masih setumpuk
nikmat lainnya yang sukar menyebutkannya satu persatu.
Sebagai hasil
renungan kita atas nikmat ini tentunya menimbulkan kesadaran dari lubuk hati
yang dalam, kemudian dituangkan dalam bentuk kesyukuran, dan kesyukuran ini
tidaklah punya arti sama sekali jika hanya dalam bentuk lisan semata.
Mensyukuri karunia
Allah harus berupa pengakuan hati kepada kebesaran dan keagungan Allah dalam
sikap dan tindakan nyata, berupa membantu hajat hidup orang-orang yang dalam
kesempitan, menghibur orang-orang yang dalam kesedihan, orang yang terkena
musibah, membantu mereka yang membutuhkan pertolongan, meyantuni anak-anak
yatim dan fakir miskin, dengan kata lain menjalankan perintah-perintahNya dan
menjauhi larangan-laranganNya . Janganlah berdalih tidak mampu sementara rizki
terus mengalir masuk, penuhilah telapak tangan fakir miskin yang sedang
mengulas dada karena tipisnya / karena ketiadaan makanan hingga kelaparan
berkepanjangan, ceritakanlah, kabarkanlah dan sebarkanlah kepada orang lain
betapa nikmat Allah yang telah kita rasakan, ulangilah berkali-kali syukur ini
kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala.
Ma’assyirol muslimin,
rahimakumullah
Realisasi rasa syukur
tersebut, bukanlah suatu perbuatan yang sia-sia, tapi dengan demikian akan
mempertebal Iman dan Takwa kepada Sang Maha Pencipta, dan yang terpenting kita
akan terhindar dari murka dan siksaan Allah seperti FirmanNya dalam surat
Al-An’am ayat 46
yang Artinya :
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan
penglihatan serta menutup hatimu, siapakah Tuhan selain Allah yang Kuasa
mengembalikannya kepadamu?" perhatikanlah bagaimana ( Kami ) berkali-kali
memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), Kemudian mereka tetap berpaling
(juga).
Satu hal lagi yang
lebih membesarkan hati kita yakni adanya jaminan Allah Subhannahu wa Ta'ala
bagi hambaNya dengan firmanNya dalam surat Ibrahim ayat 7:
yang Artinya: “Jika
kalian bersyukur niscaya Aku tambahkan bagimu beberapa kenikmatan, dan jika
kamu sekalian mengingkarinya ingatlah siksaKu sangat pedih.”
Marilah kita memohon
kehadirat Allah Subhannahu wa Ta'ala semoga Allah menjauhkan kita dari
perbuatan kufur nikmat dan memberikan limpahan karunia agar kita tetap termasuk
dalam golongan orang-orang yang tahu mensyukuri nikmatNya.
Ya
Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang selalu
bertaubat dan selalu mensyukuri nikmatMu ,mudahkanlah rizki -rizki
kami, lancarkanlah urusan-urusan kami serta jagalah keadaan-keadaan kami.
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a.
Ya
Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba Mu yang pandai beristighfar. Dan
karuniakanlah kepada kami buahnya, di dunia maupun di akherat. Sesungguhnya
Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a. Wahai Dzat yang memiliki
keagungan dan kemuliaan. Amin Ya Robbal
Alamien.
|